BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Praktek Perusahaan (PP) merupakan salah satu mata kuliah yang mengajarkan mahasiswa untuk terjun langsung ke lapangan untuk mempelajari manajemen yang dilakukan oleh perusahaan peternakan. Selain itu, Praktek Perusahaan merupakan salah satu syarat kelulusan program Diploma III Produksi Ternak di Akademi Peternakan Karanganyar.
Usaha ternak yang pada mulanya hanya berkisar pada kegiatan atau usaha rakyat kian berkembang seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Akibat dari perkembangan zaman membuat masyarakat semakin sadar akan pentingnya gizi dari bahan hewani yang menyebabkan permintaan akan daging semakin meningkat. Hal ini tidak terlepas dari ayam yang merupakan sumber daging untuk kebutuhan masyarakat.
Pemenuhan akan daging ayam tidak terlepas dari peternakan ayam bibit. Peternakan ayam bibit ini nantinya akan menghasilkan anak ayam atau Day Old Chick (DOC) komersial. DOC ini akan dipelihara oleh peternak untuk dibesarkan menjadi ayam pedaging komersial. Dalam hal ini keberadaan perusahaan pembibitan ayam (breeding farm) sangat berperan, salah satunya adalah PT. Charoen Pokphand Jaya Farm.
Dalam usaha pembibitan ayam,
manajemen persiapan kandang sebelum chick
in sangatlah penting, sebab kandang yang steril serta nyaman sesuai dengan
habitat hidup ayam akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan ayam. Maka
dari itu penulis mengadakan Praktek Perusahaan di PT. Charoen Pokphand Jaya
Farm dengan mengambil judul mengenai Manajemen Persiapan Kandang Sebelum DOC
Datang. Dengan Praktek Perusahaan ini diharapkan mahasiswa mengetahui
tahap-tahap dalam persiapan kandang yang diterapkan di perusahaan internasional
PT. Charoen Pokphand Jaya Farm.
B.
Tujuan
Tujuan
dilaksanakannya program Praktek
Perusahaan (PP) antara lain :
1. Menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan mahasiswa mengenai manajemen persiapan kandang
sebelum chick in yang diterapkan di
PT. Charoen Pokphand Jaya Farm.
2. Menerapkan ilmu yang diperoleh di perkuliahan serta belajar membekali diri dengan keterampilan untuk tujuan
dunia kerja.
C.
Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan Praktek
Perusahaan ini yaitu mahasiswa mengetahui tata laksana dalam persiapan kandang
sebelum DOC datang yang diterapkan di perusahaan PT. Charoen Pokphand Jaya
Farm.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Kandang Closed House
Berdasarkan dindingnya, kandang dibagi menjadi 2, yaitu
kandang terbuka (open house) dan
kandang tertutup (closed house).
Kandang terbuka adalah kandang yang semua sisinya terbuka dan biasanya hanya
diberi pengaman kawat sehingga udara bisa keluar masuk dengan bebas. Sedangkan
kandang tertutup atau closed house merupakan
kandang yang semua dindingnya tertutup rapat sepanjang hari dengan tirai.
Pengaturan suhu udara, kelembaban, dan kecepatan angin oleh cooling system dan fan (kipas angin) yang harus digerakkan oleh tenaga listrik (Sudaryani dan Santosa, 2004).
Menurut
Fadillah dkk (2007) pengertian dari kandang sistem closed house adalah
kandang tertutup
yang menjamin keamanan secara biologi (kontak dengan organisme lain ) dengan pengaturan ventilasi yang baik sehingga lebih sedikit stress yang terjadi pada ternak.
B.
Persiapan Kandang
Sebelum DOC Datang
- Persiapan Sarana Peralatan Kandang
Setelah bangunan
kandang selesai dibangun, maka tahap yang akan dilakukan selanjutnya yaitu
melengkapi sarana peralatan kandang. Perencanaan yang matang
dari tahap persiapan kandang ini menentukan keberhasilan fase chick in. Menurut Sudaryani dan Santosa (2004) tahap yang
perlu dilakukan untuk melengkapi sarana dan peralatan kandang antara lain :
a. Instalasi air minum
Instalasi air minum yang diperlukann meliputi
sumur, pompa air, paralon sebagai saluran air, drum penampung, dan tempat minum
otomatis (nipple). Sumber air dapat
berupa sumur gali atau sumur bor dengan kedalaman 8-20 m. Pompa yang digunakan
berdaya 100 watt. Debit air yang cukup, yaitu sebanyak 2 kali populasi ayam
(1,5 untuk kebutuhan kandang dan 0,5 untuk operator) merupakan syarat mutlak
karena kebutuhan air meningkat dengan tajam saat ayam berumur ayam lebih dari
21 hari. Apabila sumber air yang didapatkan lebih dalam, daya pompa air
disesuaikan dengan kebutuhan. Perkiraan kebutuhan air sesuai dengan populasi
ayam dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini.
Tabel 1. Perkiraan Kebutuhan Air
Minum Setiap Hari Untuk 1.000 Ekor
Umur (minggu)
|
Kebutuhan Air Minum
( liter )
|
1
|
28
|
2
|
29
|
3
|
84
|
4
|
112
|
5
|
140
|
6
|
168
|
Sumber: Sudaryani dan Santosa 2004
b. Instalasi tempat pakan
Tempat pakan pada
periode starter menggunakan feeder tray untuk anak ayam betina
dan jantan. Feeder tray digunakan dari umur anak ayam 1 hari
sampai umur ayam 2 minggu, namun pada umur ayam 1 minggu mulai diajarkan menggunakan tempat pakan gantung
(hanging feeder). Jumlah tempat pakan feeder tray yang digunakan pada
umur 1-3 hari adalah 20-30 ekor/ feeder tray dan akan ditambah 5
buah setiap pelebaran kandang.
c. Instalasi listrik
Kabel listrik utama dari meteran ke kandang ayam
dipakai kabel tembaga agar aman dari hubungan arus pendek atau konsleting.
Sementara itu, kabel utama ke titik lampu dapat digunakan kabel rambut. Lampu
yang di gunakan lebih baik lampu neon. Untuk 1000 ekor, dapat menggunakan lampu
40 watt.untuk jenis lampu neon (TL) cukup memakai 20 watt. Cahaya yang cukup
akan membuat ayam nafsu makan. Sebaliknya, ayam akan cenderung pasif dan malas
makan jika cahaya yang kurang terang. Saklar pengatur arus atau MCB yang
berkualitas baik sangat diperlukan pada waktu program mati lampu 4-21 hari.
d. Tirai / layar
Tirai berfungsi sebagai penahan dari tiupan angin.
Bahan tirai dapat berupa kain atau plastik yang mudah ditutup dan dibuka. Pada
kandang closed house, penggunaan
tirai ada 2 jenis, yaitu tirai
berwarna putih untuk pemeliharaan fase starter dan layer serta
tirai warna hitam yang digunakan untuk pemeliharaan fase grower. Tirai warna putih berfungsi untuk membantu penerangan, sedangkan tirai warna hitam
berfungsi untuk mengurangi cahaya dari
luar.
e. Persiapan Alas / litter
Lantai kandang terbuat dari adukan semen dan pasir, pada permukaan lantai ditutup
dengan bahan litter dari sekam padi atau yang lazim disebut sistem litter berbahan sekam padi.
Penggunaan litter sekam padi ini berfungsi untuk menyerap kotoran ayam,
sebagai penghangat, dan sebagai alas tidur. Ketebalan
sekam padi 8 cm untuk masa starter dan untuk masa selanjutnya akan
ditambah sesuai keadaan sekam. Sedangkan menurut Fadillah dkk (2007)
ketebalan sekam sebagai litter yaitu antara 8-10 cm. Sekam dibalik setiap hari dan ditambah bila dalam keadaan basah. Sekam yang
ada didalam kandang harus dalam kondisi tidak kering dan tidak basah. Sekam
kering akan menimbulkan debu dan menyebabkan gangguan respirasi pada ayam.
Sekam yang basah akan menjadi media hidupnya bibit penyakit dan akan menyerang
ayam.
f.
Instalasi pemanas
Jenis pemanas yang bisa digunakan antara lain : pemanas listrik, gas,
maupun batu bara. Hendaknya pemilihan penggunaan pemanas disesuaikan dengan
efisiensi serta kelebihan dari pemanas tersebut.
g.
Persiapan Peralatan Lain
Peralatan kandang lainnya yang
diperlukan antara lain : gudang pakan, gudang peralatan serta bak celup berisi
desinfektan. Bak ini digunakan untuk mencelup tangan dan kaki orang yang akan
memasuki kandang, sehingga meminimalkan ayam akan tercemar bakteri / virus yang
mungkin terbawa oleh orang tersebut.
2.
Persiapan
Kandang
Tahap persiapan kandang yang selanjutnya, yaitu antara
lain / menurut Fadillah dkk (2007) tahap
yang perlu dilakukan setelah konstruksi kandang selesai yaitu pencucian
kandang, dengan tahap-tahap sebagai berikut :
a.
Kandang dibersihkan kemudian disapu
b.
Penyemprotan kandang dengan air
c.
Lantai dan dinding setinggi 1 m
dilapisi kapur dengan perbandingan 25 kg kapur dalam 100 liter air. Salah satu
fungsi dari kapur adalah sebagai koksidiostat. (melumpuhkan
bakteri penyebab coccidiosis)
d.
Dilakukan pembersihan dan desinfeksi
peralatan kandang (tempat makan dan tempat minum), kemudian dikeringkan
dan disimpan di dalam kandang. Hendaknya desinfektan yang
digunakan lebih dari satu jenis, sebab terkadang ada bakteri / mikroorganisme
tertentu yang mungkin kebal terhadap satu jenis desinfektan.
Menurut Nuroso (2009) setelah kandang dibersihkan maka tahap selanjutnya
antara lain :
1)
Pemasangan
pembatas
Pembatas ini mempunyai fungsi sebagai pelindung bagi anak ayam agar anak
ayam tidak bergerak terlalu jauh. Dengan adanya pembatas maka anak ayam tidak
terlalu jauh bergerak dari pemanas tambahan yang dibutuhkannya serta tempat
pakan dan tempat minumnya karena daya pengenalan anak ayam masih sangat
terbatas. Pemasangan pembatas berlaku untuk kandang koloni. Pembatas dengan
bentuk lingkaran dapat digunakan seng dengan tinggi 45 cm. Sedangkan pembatas
dengan bentuk persegi dapat digunakan triplek atau papan. Setiap minggu
pembatas tersebut diperlebar. Pembatas hanya digunakan sampai anak ayam berumur
4 minggu.
2)
Pemberian
litter
Litter dapat berupa sekam padi atau serbuk gergaji. Bahan tersebut relatif mudah didapat, mudah menyerap
air serta tidak mudah menjadi padat atau menggumpal. Menurut Jahja (1995) pada minggu pertama, litter yang berada di dalam pembatas hendaknya ditutupi koran sebanyak 7 lapis. Setiap hari koran diambil 1 lembar pada bagian yang
teratas. Tujuan pemberian koran ini adalah agar anak ayam tidak mematuk sekam
karena daya pengenalan terhadap makanan masih terbatas.
3)
Pengaturan kepadatan
Pengaturan kepadatan bertujuan untuk memaksimalkan keseragaman serta mencegah
kanibalisme. Kepadatan populasi ayam tiap brooder
harus diperhatikan, jangan sampai luas lantai dengan jumlah ayam tidak sesuai
standar. Sebab hal ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ayam tersebut. Menurut
Fadilah dkk (2007) pengaturan kepadatan DOC dalam tiap meter persegi yaitu
50-70 ekor / m².
4)
Persiapan pengaturan pemanas
Sumber pemanas dari luar yang sering disebut indukan digunakan sebagai
pengganti induk. Alat pemanas ini digunakan selam 4 minggu setelah melewati 4
minggu pemanas tersebut tidak digunakan lagi karena bulu anak ayam sudah
semakin tebal sehingga anak ayam semakin kuat menghadapi suhu di lingkungan
luar. Pemanas yang digunakan dapat
berupa : Sumber pemanas listrik (biasanya
menggunakan lampu pijar 60-75 watt), sumber pemanas gas, sumber
pemanas batubara, sumber
pemanas minyak tanah. Pemanas
ini dipasang ± 60 cm dari lantai. Bentuknya mirip kompor dengan tudung yang
menghadap ke bawah. Sumber pemanas dari luar yang sering disebut indukan
digunakan sebagai pengganti induk. Alat pemanas ini digunakan selama 4 minggu, setelah melewati 4 minggu pemanas tersebut tidak digunakan lagi karena
bulu anak ayam sudah semakin tebal sehingga anak ayam semakin kuat menghadapi
suhu di lingkungan luar. Sumber pemanas yang digunakan bisa berupa sumber pemanas
listrik maupun gas. Menurut Rasyaf (2003) 24 jam sebelum DOC datang, pemanas
pada brooder harus sudah dihidupkan hingga temperatur ruangan dalam brooder
mencapai 90 ºF – 95 ºF (32 ºC – 35ºC). Sedangkan menurut Sudaryani dan Santoso
(2009) suhu ideal untuk DOC yaitu 33 ºC. Menurut Fadillah dkk (2007) setelah
pemanas dipasang maka selanjutnya yaitu pemasangan termometer ruang, untuk
mengetahui suhu dalam kandang. Pemasangan termometer ruang dilakukan 1 hari
sebelum DOC masuk, dengan ketinggian kurang lebih 1 m dari litter.
5) Selanjutnya
jumlah tempat pakan dan tempat minum harus dicek dan dihitung sesuai kebutuhan.
Dan sebaiknya dipilih warna merah, agar menarik perhatian anak ayam. Menurut
Roni Fadilah dkk (2007) kebutuhan peralatan untuk 1000 ekor DOC yaitu tercantum
dalam tabel 2 sebagai berikut :
Tabel 2. Kebutuhan peralatan untuk 1.000 ekor DOC
No
|
Peralatan
|
Jumlah
|
1
|
Brooder
|
2
|
2
|
Tempat pakan (nampan bundar)
|
10 – 15
|
3
|
Tempat minum (galon)
|
10 – 15
|
Setelah jumlah tempat pakan dan minum sudah sesuai kebutuhan maka
selanjutnya tempat pakan dan minum diatur tata letaknya. Kemudian untuk
pengisian tempat pakan dan tempat minum yaitu 1 atau 2 jam sebelum DOC masuk.
Menurut Rasyaf (2003) dan Sudaryani dan Santoso (2009) penyusunan tempat pakan
hendaknya melingkar disekitar brooder, sedangkan sebelum DOC tiba tempat minum diisi dengan
larutan gula 2% ditambah dengan vitamin dan mineral untuk memulihkan kesegaran
anak ayam.
6)
Kandang disemprot dengan desinfektan. Penyemprotan bisa dengan formalin 10%, hingga beberapa kali penyemprotan
agar kandang benar-benar steril. Batas penyemprotan terakhir yaitu 3 hari
sebelum DOC masuk. Menurut Rasyaf (2003) setelah kandang dan semua peralatan
disterilkan hendaknya orang asing dilarang keluar masuk kandang tersebut,
selain petugas kandang. Maka petugas kandang tetap berada di dalam kandang
untuk melakukan fumigasi terhadap alas litter.
C.
Persiapan Peralatan
dan Penanganan Saat DOC Masuk (Chick in)
Setelah semua perlengkapan sudah siap maka tahap
selanjutnya yaitu persiapan untuk kedatangan DOC. Hal yang harus dilakukan
antara lain persiapan pemanas, persiapan tempat pakan dan tempat minum,
pengecekan suhu dan ventilasi serta pemasangan alas koran diatas litter.
Menurut Sudaryani dan Santoso (2009) hal – hal yang harus dilakukan saat
penerimaan DOC yaitu :
- Menanyakan kepastian waktu DOC datang (pagi, siang atau malam)
- Pengisian air minum dan tempat pakan serta menyalakan pemanas (2 jam sebelum DOC datang)
- Pada saat DOC datang, periksa surat jalannya, hitung jumlah box, kemudian surat ditanda tangani
- Menghitung jumlah DOC dan menimbang DOC
- Memasukkan DOC ke brooder
- Merapikan bekas box DOC
Sedangkan menurut Rasyaf (2003) pada saat DOC datang, hal yang perlu
dilakukan antara lain sebagai berikut :
- Cek jumlah DOC
Saat DOC
datang, biasanya dikemas dengan menggunakan kardus. DOC lalu dikeluarkan dan
dimasukkan ke kandang indukan dengan menghitung satu persatu. Peternak harus
mengecek apakah jumlah DOC sesuai dengan keterangan yang tertera pada
kemasan agen.
- Menyortir DOC
Pada
saat peternak menghitung DOC, peternak juga harus melakukan penyortiran
terhadap anak ayam tersebut. Anak ayam yang pengkor, kerdil atau lemas lebih
baik dipisahkan terlebih dahulu.
3.
Setelah DOC beradaptasi dengan
kandang indukannya maka DOC baru diberi minum dengan larutan vitamin (Vitachick) atau larutan gula 2%.
- Pakan pertama diberikan setelah 2 jam dari pemberian air minum. Pakan disebarkan di atas koran atau diletakan pada feeding plate. Pakan diberikan secara tidak terbatas dan dibuat khusus untuk kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan DOC tersebut. Kadang kala anak ayam harus dirangsang untuk mengenali pakannya,dengan mengetuk tempat pakan seolah induk memanggil anaknya untuk makan.
BAB III
MATERI DAN METODE
Kegiatan Praktek Perusahaan (PP) dilaksanakan di PT. Charoen Pokphand Jaya
Farm yang berlokasi di Desa Jirapan Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen.
Kegiatan ini dilaksanakan mulai tanggal 25 Juli 2011 sampai tanggal 25
September 2011.
A.
Materi
Materi yang digunakan dalam Praktek Perusahaan ini adalah
seluruh kandang yang dalam tahap persiapan beserta peralatannya. Tahapan-tahapan
dalam persiapan kandang sebelum kedatangan anak ayam (DOC) yaitu mulai dari penjahitan waring untuk litter hingga penanganan
saat DOC datang (chick in).
B.
Metode
Metode yang digunakan dalam Praktek Perusahaan di PT.
Charoen Pokphand Jaya Farm yaitu pengamatan langsung dan diskusi mengenai manajemen persiapan kandang sebelum DOC datang. Selain hal tersebut, juga
melakukan kegitan rutin yang ditetapkan oleh perusahaan mengenai persiapan kandang antara lain : pembersihan kandang, penjahitan
waring, pengapuran, penaburan sekam,
persiapan tempat pakan dan minum, serta persiapan pakan dan air minum
sebelum chick in.
Pengumpulan data primer dilakukan berdasarkan
pencatatan data-data hasil pengamatan dan diskusi selama melakukan Praktik Perusahaan yaitu mengenai
tahap-tahap dari kegiatan persiapan kandang sebelum chick in antara lain :
- Cara membersihkan kandang beserta jenis alat yang digunakan
- Pencatatan jumlah tempat pakan dan tempat minum
- Penghitungan jumlah sekam untuk litter
- Pengukuran luas brooder
Sedangkan pengumpulan data sekunder dilakukan berdasarkan data-data yang
telah ada sebelum melaksanakan Praktek Perusahaan, tetapi data tersebut mendukung dan berhubungan
dengan keadaan selama melakukan Praktek Perusahaan yaitu data
mengenai keadaan umum perusahaan PT. Charoen Pokphand.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Kondisi
Umum Perusahaan
1. Profil Perusahaan
Perusahaan Charoen Pokphand Group ini pertama kali berdiri di Bangkok pada tahun 1921,
berkembang kemudian sampai ke Hongkong,
Thailand dan kemudian dibuka cabang di Indonesia yang berada di Jl. Ancol Barat
VIII No.1. Cabang perusahaan di Indonesia sendiri sebanyak 152 unit perusahan yang bergerak di berbagai bidang usaha. Bidang
usaha tersebut antara lain : bidang usaha pertanian, peternakan (agrobisnis),
aquabisnis maupun yang terbaru adalah bidang komunikasi dan teknologi.
Perusahaan ini mempunyai misi meningkatkan intelektual masyarakat melalui nutrisi
yang bagus dari kualitas makanan yang
tinggi serta peningkatan pendapatan perkapita. Mengingat kebutuhan konsumsi akan
protein hewani terus meningkat seiring dengan pertambahan penduduk tiap
tahunnya yaitu sekitar 3% per tahun, maka hal tersebut menjadikan suatu peluang
yang sangat menguntungkan bagi perusahaan sehingga di wilayah Jawa Tengah secara bertahap di bangunlah cabang
perusahaan yang bergerak dibidang pembibitan ayam (breeding farm) dan salah satunya yaitu di
PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Sragen.
Perusahaan
Pembibitan Ayam ( Breeding Farm ) PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Sragen didirikan pada
tanggal 1 Februari 2011 yang berlokasi di Desa Jirapan, Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen. Luas lahan keseluruhan yaitu 25 Ha dengan bangunan
kandang berjumlah
20 kandang. Perusahaan ini merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang pembibitan ayam broiler, dengan strain ayam yang dibudidayakan adalah
ayam ras pedaging Parents Stock
dengan strain Ross dan Cobb.
Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Perusahaan Breeding PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Sragen antara lain sebagai berikut :
1.
Bangunan kandang yang terdiri
atas 20 kandang, yang terbagi menjadi 4 flock
( flock A, flock B, flock C dan flock D )
2.
Kantor
3.
Gudang,
4.
Asrama karyawan (mess)
5.
Pos satpam
6.
Ruang sanitasi
7.
4 unit truk untuk pengangkutan
pakan
8.
1 unit truk pengangkutan telur
9.
Gudang telur
10. Ruang fumigasi telur
11. Holding room
12. Ruang cuci (washing room)
13. Tempat pembakaran ayam
14. Mushola.
Sumber air berasal dari sumur
artesis yang airnya akan mengalir terus untuk ditampung dalam tangki air
sehingga peternakan tidak mengalami kesulitan air. Sumber tenaga listrik
berasal dari PLN (Perusahaan Listrik Negara) dan dua buah generator sebagai
cadangan bila sewaktu-waktu aliran listrik dari PLN padam.
Untuk lebih jelasnya lay out kandang perusahaan PT. Charoen
Pokphand Jaya Farm Sragen dapat dilihat pada lampiran 2.
- Produksi
Perusahaan PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Sragen
merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembibitan ayam pedaging. Ayam
yang dipelihara adalah ayam Parents Stock srain Ross dan Cobb 500. Produk yang dihasilkan oleh
perusahaan ini adalah telur tetas (hatching
eggs). Dimana telur – telur tersebut
akan dikirimkan ke bagian hatchery
yang beralamat di Salatiga. DOC yang dihasilkan dari telur tetas inilah yang
kemudian akan dijual sebagai ayam pedaging final
stock yang dipelihara di peternakan
komersil.
Pada saat dilakukan Praktek Perusahaan (PP) ayam yang
telah berproduksi baru 6 kandang yaitu kandang 1, 2 , 3, 4, 5 dan 6. Sedangkan
ayam di kandang 7 sampai kandang 17 sedang dalam pertumbuhan dan untuk kandang
18, 19 dan 20 masih dalam tahap persiapan. Namun produksi telur ayam kandang
1,2,3,4,5, dan 6 belum mencapai puncak produksi. Untuk lebih jelasnya di bawah
ini adalah tabel 3 tentang rata-rata produksi telur kandang 1 sampai kandang 6 di
PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Sragen.
Tabel 3. Rata-rata produksi telur kandang 1 sampai 6 PT.
Charoen Pokphand Jaya Farm Sragen
Nomor kandang
|
Umur ayam
( minggu )
|
Produktivitas
(%)
|
Rata-rata Produksi Per Hari
(butir)
|
1
|
29
|
83,54
|
7.500
|
2
|
28
|
80,12
|
7.000
|
3
|
25
|
78,34
|
6.500
|
4
|
24
|
72,47
|
6.200
|
5
|
22
|
34,76
|
4.500
|
6
|
22
|
16,72
|
2.500
|
Sumber data : PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Sragen
- Sistem Kandang
Sistem
kandang di perusahaan PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Sragen yaitu sistem
kandang tertutup (closed house system).
Sistem kadang tertutup adalah suatu sistem kandang dimana sistem ventilasi
masuk dan keluarnya udara dalam kandang melalui satu titik sehingga kondisi
temperatur udara dalam kandang dapat dikontrol sesuai dengan yang dibutuhkan.
Pada prinsipnya yaitu membatasi jumlah udara masuk sesuai kapasitas kandang.
Hal itu dimaksudkan tidak boleh adanya udara selain dari cooling pad yang bertujuan untuk pendinginan dan sanitasi.
Kandang dengan
lingkungan yang terkontrol (kandang tertutup) mempunyai keuntungan melebihi
kandang terbuka, terutama selama periode pemeliharaan, karena hal ini membatasi
variasi yang disebabkan pengaruh lingkungan, memudahkan mengontrol tingkat
kematangan, berat badan dan membantu dalam keseragaman bobot badan.
Peralatan kandang
secara umum antara lain :
a. Slat
Slat
adalah lantai kandang panggung yang terbuat dari bahan plastik dengan ukuran
panjang 100 cm, lebar 50 cm per slat.
Pemasangan slat dimulai dengan memasang kaki-kaki penyangga yang berupa pralon
yang tingginya 60 cm dengan plat besi berukuran 5 cm x 8 m, memanjang diatasnya
untuk merangkai slat plastik (lebih jelas dalam gambar 2). Lantai kandang yang
dipasangi slat kanan, kiri masing-
masing 4 m x 120 m dan depan, belakang 4 m x 4 m maka slat yang dibutuhkan dalam 1 kandang sebanyak 1.984 buah slat. Setelah semua pengerjaan lantai dalam ruangan selesai kemudian semua residu sampah
dibersihkan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar
1. Slat
b. Female feeder
Female feeder yang terdiri dari throw, corner, rantai, grill,
motor penggerak, hooper dan box tambahan adalah tempat pakan betina yang
terbuat dari besi ringan yang panjangnya 10 cm x 300 cm per throw dipasang diatas slat sebanyak 3 jalur maka throw
yang dibutuhkan sebanyak 240 buah throw per kandang, dengan jarak antar throw 50 cm dari dinding tembok dan
100 cm antar throw dipasang pada saat persiapan kandang. Throw
mulai dipakai setelah ayam berumur 21 hari dan sekam diturunkan ke lantai pada
bagian tengah. Grill adalah tutup throw
yang berbentuk V yang terbuat dari kawat dengan ukuran 150 cm x 10 cm per grill, grill yang dibutuhkan
sebanyak 480 buah grill tiap kandang. Grill berfungsi sebagai penutup throw agar ayam
jantan tidak bisa makan pakan ayam betina. Kemudian female feeder
dirangkai total dan motor penggerak difungsikan untuk distribusi pakan ayam
betina dengan menggunakan rantai, pada tiap sudut diberi corner yang
didalamnya terdapat roda untuk tumpuan rantai sehingga pakan yang ditarik
rantai yang melewati hooper dan box tambahan (tempat penampungan pakan)
dapat didistribusikan menyeluruh kesemua throw
yang ada dalam kandang sehingga pakan dapat merata. Pemasangan hooper
pada saat persiapan kandang dan pemasangan box tambahan pada umur 22 hari bersama
dengan pemasangan grill, pemasangan box tambahan berfungsi untuk
mempercepat pemerataan pakan yang didistribusikan dan agar jatah pakan tiap
ekor sama karena pada saat pemutaran rantai ayam langsung makan tanpa menuggu
pemutaran rantai makanan selesai.
Lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar 2 di bawah ini.
Gambar 2. Female
Feeder
c. Nipple
Nipple adalah tempat minum otomatis yang
terpasang sepanjang slat kandang dengan 4 jalur terbagi menjadi 2 yaitu 2 jalur
di line kanan dan 2 di line kiri, jarak antar nipple 33 cm
sehingga puting nipple yang dibutuhkan sebanyak 1440 buah/kandang,
setiap setiap 3 m nipple dikaitkan tali yang diikatkan pada hook
yang dipasang pada plafon. Pada bagian tengah terdapat regulator yang berfungsi
untuk mengatur arus keluarnya air minum pada puting nipple.
Pada
rangkaian nipple terpasang pipa besi dan seling (sejenis tali dari bahan
baja) sebagai tatakan paralon tempat puting nipple dan cup nipple.
Pipa besi dan seling tidak melekat satu
sama lain agar tidak terjadi hubungan
arus pendek karena dikaitkan dengan tegangan listrik (elektrik shocker)
yang berfungsi untuk mencegah ayam bertengger diatas nipple, untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar 3. Nipple
- Tenaga Kerja
PT.
Charoen Pokphand Jaya Farm Sragen di
pimpin oleh seorang Jendral Manajer yang bernama Susilo Wijayanto, SPt dan
dibantu oleh seorang manajer yang bernama Abdul Rohman, SPt yaitu sebagai kepala unit farm. Kepala unit farm bertugas
mengawasi seluruh kegiatan yang berhubungan dengan produksi dan operasional farm dibantu
oleh supervisor produksi. Supervisor produksi bertugas
mengawasi kegiatan operator dan bertanggung jawab seluruh
kegiatan di farm. Kegiatan supervisor dibantu oleh
asisten yang menjabat sebagai Chief flock ( kepala flok ). Staf
administrasi bertugas mencatat kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan
kegiatan produksi, penerimaan dan pengeluaran keuangan, membuat laporan harian,
mingguan, bulanan serta mengeluarkan surat jalan. Operator bertugas
menjalankan kegiatan di lapangan.
Untuk
lebih jelasnya, struktur organisasi PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Sragen dapat
dilihat pada Gambar 4 berikut :
Gambar 4. Struktur
Organisasi PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Sragen
B. Persiapan
Kandang Sebelum DOC Datang
Sebelum
DOC masuk (chick in) perlu adanya persiapan kandang yang matang,
karena dengan kurangnya persiapan maka akan berpengaruh terhadap ayam itu sendiri tentunya terhadap kesehatannya Persiapan
kandang merupakan tahap penting dalam pemeliharaan ayam. Tahapan persiapan kandang seharusnya dilakukan selama 30 hari sebelum DOC (Day Old Chick) datang. Demikian juga
yang diterapkan di perusahaan pembibitan ayam broiler PT Charoen Pokphand Jaya
Farm, di PT Charoen Pokphand persiapan kandang memiliki tujuan untuk mempersiapkan kandang agar siap dalam menerima ayam dengan memenuhi standar sanitasi dan keamanan,supaya ayam dapat tumbuh dan berproduksi dengan optimal. Ada beberapa tahap yang dilakukan dalam persiapan
kandang sebelum chick in yaitu :
1.
Pembersihan kandang
dan peralatan
Tahap yang dilakukan setelah pembangunan kandang
selesai ataupun setelah ayam diafkir maka selanjutnya yaitu membersihkan
kandang dari sisa – sisa kotoran maupun bekas litter kemudian lantai kandang
disapu hingga bersih. Untuk kandang yang baru selesai dibangun kemudian lantai
dibersihkan dari sisa-sisa kotoran (sisa-sisa bahan bangunan), kemudian lantai
disapu lalu disemprot dengan air. Sedangkan untuk kandang yang sudah diafkir
ayamnya maka tahap yang dilakukan yaitu membuka dan mengeluarkan slat kemudian
slat dibersihkan dan disemprot dengan larutan textrol. Setelah slat dikeluarkan
dan dibersihkan maka tahap selanjutnya yaitu membersihkan kotoran ayam yang
berada dibawah slat. Kemudian lantai disapu hingga bersih lalu disemprot dengan
air.
2. Pengapuran
Pengapuran dilakukan setelah kandang dibersihkan
serta slat telah dipasang. Proses pengapuran biasanya dilakukan pada 10-15 hari
sebelum DOC masuk. Jumlah perbandingan kapur dengan air yang digunakan yaitu 1
: 2 untuk kapur kualitas baik, sedangkan untuk kapur kualitas biasa maka standar penggunaan kapur yaitu 1 kg kapur
untuk luasan 5 – 10 m² (tanpa dicampur dengan air). Tahap pengapuran dapat
dilihat pada gambar 5 dibawah ini.
Gambar 5. Pengapuran
3.
Penjahitan waring
Waring digunakan sebagai alas litter untuk DOC
serta sebagai pagar pembatas, sehingga sekam yang digunakan sebagai litter
tidak akan jatuh kebawah karena terhalang oleh waring. Waring tersebut akan
diletakkan di atas slat berjumlah 5 buah waring yang dipasang memanjang,
sehingga tiap waring harus digabungkan dengan cara dijahit bagian tepinya.
Setelah dijahit pada bagian tepi waring akan ditarik keatas dan diikatkan
dengan pengait diatap kandang, sehingga saat chick in nantinya DOC tidak akan bisa keluar dari area brooder.
Tahap penjahitan waring dapat dilihat pada gambar
9 dibawah ini :
|
Gambar
9. Penjahitan waring
4.
Penaburan sekam
Setelah waring terpasang rapi diatas slat maka
selanjutnya dilakukan penaburan sekam, sekam ditaburkan diatas slat yang telah
tertutup oleh waring, penaburan sekam biasanya dilakukan pada hari ke 15
sebelum DOC masuk, ketebalan sekam yang ditaburkan yaitu hingga 15 – 20 cm.
Hal ini tidak sesuai
dengan pendapat Fadillah dkk (2007) yang menyatakan bahwa hendaknya ketebalan
litter yaitu antara 8 – 10 cm. Namun pemberian alas dengan ketebalan 15 – 20 cm
di PT. Charoen Pokphand dengan alasan karena sekam yang telah ditaburkan tidak
akan ditambah lagi ketebalannya. Sehingga selama periode brooding ketebalan sekam tetap antara 15 – 20 cm. Di bawah ini
adalah gambar 10 perataan sekam :
Gambar 10. Perataan sekam
5.
Pemasangan tirai wayang
Tirai wayang merupakan tirai berwarna hitam yang
dipasang diujung pintu depan dan belakang di dalam kandang, pemasangan tirai
wayang ini berfungsi sebagai batas untuk mengisolasi panas yang terpancar dari
heater, sehingga pemanasan lebih optimal, selain itu tirai wayang juga
berfungsi untuk mengisolasi udara yang masuk ke kandang, sehingga tidak
langsung mengenai DOC. Pemasangan tirai wayang biasanya dilakukan bersamaan
dengan penaburan sekam atau sehari setelah penaburan sekam. Pemasangan tirai
wayang dapat dilihat pada gambar 11 dibawah ini :
|
Gambar
11. Pemasangan tirai wayang
6.
Pemasangan Brooder dan sekat brooder (monitor)
Brooder merupakan induk buatan sebagai tempat
pemeliharaan ayam periode starter. Dalam pemeliharaannya brooder jantan dan
betina dipisahkan. Kapasitas ayam per brooder di tiap perusahaan berbeda-beda.
Di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm standar kepadatan ayam per brooder yaitu 35 –
40 ekor / m². Satu brooder jantan berukuran 6 x 4 m dengan kapasitas 750 ekor
per brooder jantan dan brooder betina dengan kapasitas 800 - 900 ekor per
brooder.
Hal
ini tidak sesuai dengan pendapat Fadilah dkk (2007) yang menyatakan bahwa
kepadatan DOC untuk tiap meter persegi yaitu antara 50 – 70ekor / m². Pada tiap
brooder dibatasi dengan sekat serta bagian sudutnya dipasangi seng. Hal ini
bertujuan agar saat ayam berkumpul di bagian sudut ruangan brooder ayam tetap
merasa hangat dan menghindari agar tidak ada ayam yang terjepit disudut
brooder. Diantara brooder satu dan lainnya diberi satu ruangan dengan lebar 6 m
untuk brooder jantan dengan betina dan 4,5 m untuk brooder betina dengan
betina, hal ini bertujuan agar ayam yang keluar dari satu brooder dapat
diketahui dan tidak langsung tercampur dengan brooder di sebelahnya. Pada
setiap brooder dibatasi dengan sekat ( yang menurut PT. Charoen Pokphand
disebut monitor ). Ukuran monitor atau sekat brooder yaitu panjang 3,5 m dan lebar 0,5 m.
Jumlah tiap kandang ada 20 brooder
yang terdiri dari 2 brooder untuk
jantan dan 18 brooder untuk betina,
masing-masing brooder jantan dan
betina terbagi menjadi 2 line kanan dan kiri. Ukuran tiap brooder yaitu panjang 4,5 m dan
lebar 3,5 m, dengan pelebaran monitor atau sekat brooder
dilakukan jarak 2 hari sekali dengan penambahan ukuran lebar 1,5 m. Di bawah ini adalah gambar 12, yaitu gambar
sekat brooder / monitor :
|
Gambar 12.
Sekat brooder / monitor
- Penyemprotan dengan cynoff (anti lalat)
Cynoff merupakan salah satu obat /
desinfektan yang digunakan untuk mencegah lalat masuk ke kandang. Bahan aktif
cynoff yaitu sipermetrin 40%. Untuk
penyemprotan cynoff dalam satu
kandang berukuran 120 m x 12 m, dibutuhkan cynoff
sebanyak 6 botol (300 gram) dan air
sebanyak 250 Liter.
- Penyemprotan dengan ferticoat
Forticoat yang dibutuhkan untuk
menyemprot satu kandang yaitu : 1 liter forticoat dicampur dengan air sebanyak
250 liter. Bahan
aktif ferticoat yaitu sorbik acid, formic acid, acetic acid,
laktic acid.
- Penyemprotan dengan textrol
Pada saat penyemprotan kandang menggunakan textrol, jumlah textrol yang dibutuhkan dalam penyemprotan satu kandang yaitu
sebanyak 1 liter textrol dicampur
dengan air sebanyak 250 liter. Bahan aktif yang ada pada textrol yaitu glutaraldehyde 30%, isopropanol 5%, amniumquartener 20%.
- Penyemprotan dengan bromoquad ( desinfektan anti jamur )
Bromoquad merupakan desinfektan yang
digunakan untuk membasmi jamur. Bahan aktif pada bromoquad yaitu 50% di-decil-dimethyl
amonium bromide Pada penyemprotan kandang menggunakan bromoquad, jumlah bromoquad
yang dibutuhkan yaitu sebanyak 1 liter bromoquad yang dicampur dengan air
sebanyak 250 liter.
11. Penyemprotan
kandang bagian dalam dan luar dengan formalin 10%. Penyemprotan ini dilakukan
setelah sekat brooder terpasang serta
setelah penyemprotan dengan desinfektan, tujuannya yaitu untuk memastikan agar hama penyakit yang tersisa dapat dilumpuhkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Jahja (1995) yang
menyatakan bahwa pencucian peralatan baik berupa tempat pakan maupun tempat
minum sebelum DOC masuk sangat penting dilakukan sehingga peralatan tersebut
menjadi bersih dari kotoran maupun bakteri yang merugikan.Tahapan sanitasi
kandang dan peralatan yang diterapkan di PT. Charoen Pokphand sesuai dengan
pendapat Rasyaf (2003) yang menyatakan bahwa pada penyemprotan kandang dapat
dilakukan dengan penyemprotan formalin 10% sehingga bakteri yang tertinggal
dapat benar - benar dilumpuhkan. Dibawah ini adalah gambar 6 yaitu gambar
penyemprotan formalin dan gambar 7 yaitu gambar desinfektan yang digunakan
untuk penyemprotan
Gambar 6. Penyemprotan formalin Gambar
7. Desinfektan untuk penyemprotan
12. Sanitasi
peralatan, yaitu dengan mencuci tempat pakan dan tempat minum kemudian direndam
dalam larutan textrol. Hal ini bertujuan
agar bakteri yang ada di tempat pakan atau tempat minum akan benar-benar mati
saat direndam di larutan textrol. Dibawah
ini adalah gambar 8 yaitu gambar sanitasi tempat pakan dan tempat minum.
Gambar 8. Sanitasi tempat pakan dan tempat minum
- Instalasi heater (pemanas).
Pemanas yang digunakan pada pemeliharaan starter
di PT. Charoen Pokphand yaitu heater.
Heater, merupakan pemanas yang dihasilkan dari gas elpiji dengan bantuan
aliran listrik melalui pengaturan dari Control Panel. Cara instalasi heater yaitu pengoprasian melalui
kontrol panel /temtron dengan
cara menentukan suhu tertinggi dan terendah jika suhu sudah mencapai suhu
tertinggi, maka blower akan hidup secara otomatis dan heater mati. Dan sebaliknya jika
mencapai suhu terendah maka blower akan mati lalu heater akan hidup. Tiap kandang terdapat 2 heater yang terletak di dalam kandang yaitu 1 di bagian depan dan 1 di bagian tengah. Heater dinyalakan selama 24 jam dari DOC
umur 1-3 hari, selanjutnya penggunaan heater disesuaikan dengan keadaan suhu kandang
sampai DOC berumur 14-15 hari. Heater mulai tidak difungsikan dan
dikeluarkan dari kandang yaitu ayam pada umur 16 hari. Penggunaan heater ini bertujuan agar panas yag
dipancarkan dapat menyebar ke seluruh ruangan kandang yang cukup luas. Heater dicek dan dinyalakan 12 - 24 jam
sebelum DOC masuk, hingga tercapai suhu 33ºC. Kemudian heater dimatikan dan
akan dinyalakan lagi pada 2 jam sebelum DOC masuk. Standar suhu ruangan brooder
ini sudah sesuai dengan pendapat Rasyaf ( 2003) yang menyatakan bahwa
temperatur standar yang dibutuhkan pada brooder yaitu antara 32ºC – 35ºC. Instalasi
heater seperti pada gambar 13 dibawah
ini :
|
Gambar 13. Instalasi heater
Secara umum seluruh tahapan dalam persiapan
kandang sebelum chick in yang diterapkan di PT. Charoen Pokphand sudah baik,
namun secara teknis dari segi SDM, dalam hal ini supervisor (penanggung jawab kandang) dan karyawan kandang (caretaker) kurang terkoordinasi dengan
baik, sehingga kadang-kadang tahap persiapan kandang menjadi lebih lama.
C.
Persiapan Peralatan
Dan Penanganan Saat DOC Datang
Persiapan yang dilakukan saat DOC datang di PT. Charoen
Pokphand Jaya Farm antara lain :
1.
Pemasangan termometer ruang.
Pemasangan termometer ruang dilakukan
pada 24 jam sebelum DOC masuk. Termometer ini berfungsi untuk mengetahui suhu
disetiap brooder. Termometer dipasang
di setiap brooder dengan ketinggian
30 – 40 cm diatas litter, hal ini bertujuan agar suhu pada masng - masing brooder dapat diketahui secara pasti
sehingga jika suhu brooder tidak
sesuai dengan suhu ideal maka heater
dapat di instal ulang. Namun hal ini tidak sesuai dengan pendapat Fadillah dkk
(2007) yang menyatakan bahwa pemasangan termometer ruang hendaknya setinggi 1 m
diatas litter. Di bawah ini adalah gambar 14 yaitu gambar pemasangan termometer
ruang pada brooder
|
Gambar 14. Pemasangan termometer
2.
Pengecekan heater (
pemanas )
Pengecekan heater dilakukan 2 jam sebelum DOC masuk. Maka pada 2 jam sebelum chick in heater harus dipastikan telah dinyalakan dan diatur suhunya hingga
suhu ruangan mencapai 33ºC. Dibawah ini adalah gambar 15, yaitu gambar
pengecekan heater.
Gambar 15. Pengecekan heater
3.
Pemasangan koran diatas litter.
Pemasangan koran bertujuan agar pakan dapat ditaburkan / disebar diatas
koran sehingga dimanapun anak ayam berada disitu terdapat pakan dan anak ayam
bisa makan disetiap tempat dalam ruangan brooder. Pemasangan koran biasanya
dilakukan 1 hari sebelum DOC masuk (chick
in) dan akan dilepas pada sore hari setelah DOC tiba.
Hal ini
sesuai dengan pendapat Jahja (1995) yang menyatakan bahwa penggunaan alas koran diatas
litter diperlukan agar anak ayam tidak mematuk sekam sebab kemampuan dalam
mencari makanannya masih terbatas.
4.
Pengaturan tata letak tempat pakan dan tempat minum
Tempat minum diatur dengan diletakkan memanjang sebanyak 3 baris, tiap
baris berisi 8 buah galon air minum, sehingga jumlah galon per brooder sebanyak
24 buah, sedangkan tempat pakan diletakkan berselang seling dan menyebar di
ruangan brooder, jumlah tempat pakan per brooder sebanyak 24 buah. Hal ini
sesuai dengan pendapat Fadilah dkk (2007) yang menyatakan bahwa kebutuhan
tempat pakan per 1.000 ekor DOC adalah 10 – 15 buah. Namun untuk pengaturan
tata letak tempat pakan di PT. Charoen Pokphand tidak sesuai dengan pendapat
Rasyaf (2003) dan pendapat Sudaryani dan Santoso (2009) yang menyatakan bahwa
pengaturan tata letak tempat pakan dan minum hendaknya melingkar di sekitar brooder. Namun pengaturan tempat pakan
dan minum dengan susunan memanjang diterapkan di PT. Charoen Pokphand karena seluruh
ruangan di brooder suhunya sama
karena telah diatur oleh heater,
sehingga pengaturan tempat pakan tidak perlu disusun melingkari brooder.
Dibawah ini adalah gambar 16, yaitu gambar pengaturan tata letak tempat
pakan dan minum serta penempatan koran diatas litter
Gambar 16.
Pengaturan tata letak tempat pakan dan tempat minum
Di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm biasanya DOC datang
pada pagi hari antara pukul 06.00 – 07.00 WIB. Sedangkan penanganan saat DOC
masuk (chick in) yang diterapkan di
PT. Charoen Pokphand yaitu sebagai berikut :
- Mengecek surat jalan serta jumlah box DOC
- Menghitung jumlah DOC per box dan melakukan seleksi dan culling terhadap DOC yang cacat atau performancenya buruk.
- Memberi minum pada DOC.
Air minum yang diberikan yaitu larutan perfexol.
Perfexol merupakan zat elektrolit
sebagai pengganti cairan tubuh pada DOC. Dosis perfexol untuk pemberian air minum pada DOC yaitu 60 gram dicampur
dengan air sebanyak 500 liter air / kandang. Pemberian air minum dilakukan
dengan memegang anak ayam kemudian mencelupkan paruhnya ke dalam air minum
beberapa saat sehingga anak ayam benar-benar meminum air tersebut minimal satu
tegukan.
- Menimbang sampel bobot badan DOC sebanyak 10% dari populasi per brooder, atau rata – rata sebanyak 70 – 80 ekor per brooder. Bobot DOC rata – rata 35 – 45 gram.
- Memasukkan DOC ke dalam brooder dan kemudian menyebar pakan diatas koran sehingga DOC segera mendapat makanan.
Secara umum tahapan dalam penanganan DOC masuk (chick in) sesuai dengan pendapat Sudaryani dan Santosa (2009) yang
menyatakan bahwa tahapan dalam penanganan DOC antara lain : Memastikan waktu
DOC datang, pengisian air minum dan tempat pakan serta menyalakan pemanas ( 2
jam sebelum DOC datang), periksa surat jalan pada saat DOC datang, menghitung
jumlah box, menanda tangani surat jalan, menghitung jumlah DOC dan menimbang
DOC, memasukkan DOC ke brooder, dan merapikan
bekas box DOC.
Namun pada saat penerimaan DOC di PT. Charoen Pokphand, setelah
DOC masuk ke kandang dan dihitung jumlahnya kemudian DOC dicelup paruhnya ke
larutan perfexol hingga DOC bisa minum, lalu langsung diberi pakan. Hal ini
tidak sesuai dengan pendapat Rasyaf (2003) yang menyatakan bahwa pemberian
pakan pada DOC hendaknya dilakukan 2 jam setelah pemberian air minum. Namun hal
ini diterapkan di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm dengan tujuan agar anak ayam
segera memperoleh makanan sehingga tenaganya akan segera pulih. Sebab selama
perjalanan dari PT. Central Avian Pertiwi, Subang, Jawa Barat sampai ke Sragen,
DOC tidak mendapatkan makanan, sehingga setelah tiba di kandang PT. Charoen
Pokphand Sragen DOC harus segera diberi makanan.
Sekian Terima kasih
mantap gan :D
ReplyDelete