CARA MEMBANGUN REALITAS KEWIRAUSAHAAN

SIFAT PENTING WIRAUSAHA




1.      Dream (mimpi).

a.       Seorang entrepreneur selalu memiliki mimpi besar, mereka mulai menjalankan bisnisnya karena adanya motivasi untuk mencapai mimpi besar mereka. Mimpi yang mereka miliki, menjadi tujuan dari semua usaha yang dilakukannya. Sehingga dalam mengambil keputusan, seorang entrepreneur akan menyesuaikannya dengan mimpi yang dimilikinya. Jadi segala peluang usaha yang dijalankannya akan lebih terarah, dan berhasil mencapai kesuksesan. Mimpi seorang entrepreneur bukan sekedar menjadi seorang pegawai, namun ia memiliki cita – cita besar untuk menciptakan lapangan kerja baru yang dapat memberdayakan masyarakat (Mereditih, 2003).

b.      Seorang pemimpi yang bisa mengimplementasikan mimpinya, hingga mimpi tersebut menjadi kenyataan (Sukyadi, 2007).

c.       Dapat diartikan sebagai impian. Maksud sari dream disini adalah bahwa seorang wirausahawan pastilah mempunyai mimpi. Pada tahap selanjutnya mimpi itu dapat dijadikan visi untuk selanjutnya dijadikan landasan dasar terjadap suatu usaha yan kan digelutinya (Anoraga, 2005).


2.      Decisiveness (ketegasan).

a.       Kedisiplinan menjadi hal penting bagi seorang entrepreneur, bagi mereka waktu yang terbuang sama halnya melewatkan sebuah peluang besar untuk mendapatkan keuntungan. Maka benar adanya jika ada pepatah yang mengatakan “ time is money ” karena dengan membuang waktu sama halnya dengan melewatkan begitu saja peluang untuk mendapatkan penghasilan. Oleh sebab itu seorang entrepreneur selalu disiplin dalam segala hal, untuk mencapai target yang mereka tentukan (Mutis, 2008).

b.      Membuat keputusan dengan cepat dan tidak menunda-nunda pekerjaan (Naisbitt, 2011).

c.       Seorang wirausaha adalah orang yang tidak bekerja lambat. Mereka membuat keputusan secara cepat dengan penuh perhitungan. Kecepatan dan ketepatan mengambil keputusan adalah faktor kunci dalam kesuksesan bisnisnya (Nickels, 2007).


3.      Doers (pelaku).


a.       Seorang wirausaha akan langsung menindaklanjuti keputusan yang diambilnya. Mereka melaksanakan kegiatannya secepat mungkin. Seorang wirausaha tidak mau menunda-nunda kesempatan yang baik dalam bisnisnya (Pinchot, 2006).

b.      Seorang wirausahawan yang sukses selalu punya action atau tindakan nyata. Ia tidak mau menunda-nunda kesempatan atau peluang usaha yang ada. Ide-ide yang keluar dari pikiran segera diwujudkan dalam tindakan yang cepat dan terukur. Wirausahawan yang sukses bukanlah orang yang NATO (Not Action Talk Only) (Porter, 2009).

c.       Cepat bertindak untuk mengimplementasikan keputusannya (Rogers, 2011).


4.      Determination (ketetapan hati).

a.       Ciri yang keenam ini yang sering dilupakan oleh orang lain. Entrepreneur memiliki keyakinan bahwa sebenarnya kegagalan itu tidak ada. Bagi mereka yang ada hanya rintangan besar, sangat besar dan rintangan kecil. Kegagalan hanya muncul pada orang yang tidak berusaha mencari jalan keluar dari masalahnya. Namun dengan menganggap bahwa semuanya hanya rintangan, entrepreneur selalu optimis bahwa semua rintangan bukan akhir dari segalanya dan pasti ada jalan keluar untuk menghancurkan rintangan tersebut (Walton, 2010).

b.      Seorang wirausaha melaksanakan kegiatannya dengan penuh perhatian. Rasa tanggung jawabnya tinggi dan tidak mau menyerah, walaupun dihadapkan pada halangan dan rintangan yang tidak mungkin dapat diatasi (Yusuf, 2006).

c.       Wirausahawan yang sukses selalu punya tekad yang kuat. Ia menjalani usahanya dengan penuh perhatian dan rasa tanggung jawab yang tinggi. Ia tidak akan mudah menyerah meski banyak tantangan dan rintangan yang menghadang (Luthans, 2003).


5.      Dedication ( dedikasi).

a.       Seorang wirausaha dedikasi terhadap bisnisnya sangat tinggi, kadang-kadang mengorbankan kepentingan keluarga untuk sementara (Hisrich, 2008).

b.      Seoarang wirausahawan yang sukses tidak mengenal istilah kerja sampingan. Jika ia berbisnis, ia akan memusatkan perhatian sepenuh hati kepada bisnis yang dijalaninya. Ia tidak akan mengenal lelah dan mengeluh dalam pekerjaannya. Jiwa dan raganya ia fokuskan terhadap semua pekerjaan dan dalam usahanya (Harper, 2004).

c.       Konsistenlah terhadap suatu usaha yang anda jalankan. Jadikan usaha anda sebagai sahabat sejati anda yang sudah pasti anda harus loyal terhadap usaha yang anda jalankan (Griffin, 2004).


6.      Devotion (kesetiaan).

a.       Wirausahawan di dalam melaksanakan pekerjaannya tidak mengenal lelah. Semua perhatian dan kegiatannya semata-mata untuk kegiatan bisnisnya (Drucker, 2005).

b.      Orang bekerja dengan dasar cinta, tentu akan menghasilkan pekerjaan yang optimal. Karena itu seorang wirausahawan sukses harus bisa mencintai bisnis yang sedang dijalaninya. Agar bisa mencintai pekerjaan didalam bisnisnya, seorang wirausahawan yang sukses harus bisa mengenali seluk beluk usahanya. Ia mengenal betul produk yang dihasilkan dan tahu betul mengenai kondisi pasar (Baird, 2010).

c.       wirausahawan di dalam melaksanakan pekerjaannya tidak mengenal lelah. Semua perhatian dan kegiatannya dipusatkan semata-mata untuk kegiatan bisnisnya (Anoraga, 2006).


7.      Details (terperinci).

a.       Seorang wirausaha sangat memperhatikan faktor-faktor kritis secara rinci. Dia tidak mau mengabaikan faktor-faktor kecil yang dapat menghambat kegiatan usahanya (Alwisol, 2004).

b.      Segala faktor yang mempengaruhi kemajuan usaha harus diperhatikan secara detail dan terperinci. Seoarang wieausahawan yang sukses tidak boleh kecolongan. Ia harus tau sekecil apapun faktor penghambat kemajuan bisnisnya. Kemudian faktor tersebut segera diatasi. Apakah itu faktor kurangnya modal, faktor pegawai, pemasaran dan lain-lain (Atkinson, 2003).

c.       Anda harus dapat memperhatikan hal-hal kecil terhadap usaha anda. Jangan sampai karena sebah hal yang sepele menyebabkan pasar sudah tudak percaya lagi terhadap anda, yang dapat menyebabkan anda gulung tikar (Azwar, 2006).


8.      Destiny (nasib).

a.       Seorang wirausaha bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang hendak dicapainya. Dia merupakan orang yang bebas dan tidak mau tergantung kepada orang lain (Angelis, 2005).

b.      Orang yang tidak punya tujuan biasanya akan bergantung pada orang lain. Ia akan menjadi pengekor bagi orang yang punya tujuan jelas. Seorang wirausahawan yang sukses tidak boleh bergantung kepada orang lain. Ia harus punya rasa keyakinan dan percaya diri yang kuat. Anda harus menentukan sendiri mau dibawa kemana usaha anda (Apollo, 2005).

c.       wirausaha harus bertanggung jawab terhadp nasib dan tujuan yang hendak dicapainya (Centi, 2008).


9.      Dollars (uang).

a.       Seorang wirausaha tidak mengutamakan mencapai kekayaan. Motivasinya bukan karena uang. Uang dianggap sebagai ukuran kesuksesan bisnisnya. Ia berasumsi jika berhasil dalam bisnis maka ia pantas mendapat laba, bonus, atau hadian (Djaali, 2007).

b.      Sangat wajar jika pengusaha mengejar keuntungan yang bisa membuatnya kaya. Namun seoarang pengusaha jangan sampai terjebak pada motivasi ini. Ukuran kesuksesan bagi pengusaha bukan pada berapa besar keuntungan uang yang didapatkan. Tapi seorang pengusaha yang sukses lebih memperhatikan bagaimana kelangsungan hidup bisnis yang sedang dijalani (Dimyati & Mudjiono, 2009).

c.       Seorang wirausaha tidak mengutamakan mencapai kekayaan. Motivasinya bukan karena amsalah uang. Uang dianggap sebagai ukuran kesuksesan bisnisnya, ia berasumsi jika berhasil dalam bisnisnya maka ia pantas mendapatkan laba, bonus, atau hadiah (Fatimah, 2006).


10.   Distribute (distribusi).

a.       Seorang wirausaha bersedia mendistribusikan kepemilikan bisnisnya kepada orang-orang kepercayaannya, yaitu orang-orang yang kritis dan mau diajak untuk mencapai sukses dalam bidang bisnis (Gage, 2003).

b.      Tentu anda ingat dengan pepatah yang mengatakan kalau orang sukses adalah yang membuat orang sekitarnya juga sukses. Anda belum dikatakan sukses jika belum bisa membuat orang lain sukses. Anda harus bisa menyalurkan ilmu dan pengalaman yang telah anda dapatkan kepada orang lain (Gunarsa, 2008).

c.       Wirausahawan mendistribusikan kepemilikan bisnisnya kepada karyawan kunci yang merupakan faktor penting bagi kesuksesan bisnisnya (Hakim, 2004).

0 comments:

Post a Comment

 
Top